Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali meningkat, terutama di sepanjang perbatasan yang melibatkan sengketa wilayah, termasuk kuil bersejarah Preah Vihear. Konflik ini tidak hanya melibatkan isu territorial, tetapi juga menunjukkan perbedaan signifikan dalam kekuatan militer antara kedua negara. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbandingan kekuatan militer Thailand dan Kamboja, termasuk analisis personel, armada, pelatihan, dan kesiapan tempur.
Latar Belakang Konflik
Konflik antara Thailand dan Kamboja memiliki akar sejarah yang kompleks dan telah berlangsung selama beberapa dekade. Perselisihan mengenai kepemilikan kuil Preah Vihear, yang terletak di perbatasan kedua negara, sering kali memicu ketegangan. Kuil ini telah menjadi simbol identitas nasional bagi kedua negara dan juga merupakan situs warisan dunia UNESCO yang penting.
Ketegangan ini semakin meningkat ketika kedua negara mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan, yang menyebabkan bentrokan dan korban jiwa. Pada 25 Juli 2025, laporan menunjukkan bahwa pertempuran telah menyebabkan 15 kematian, dengan 14 di antaranya berasal dari pihak Thailand dan satu dari Kamboja. Situasi ini menyoroti pentingnya memahami kekuatan militer masing-masing negara dalam konteks konflik yang sedang berlangsung.
Kekuatan Personel
- Thailand
- Total Personel Militer: Sekitar 360.000 (aktif dan cadangan)
- Angkatan Darat: Sekitar 190.000 personel
- Pasukan Cadangan: Thailand memiliki sistem wajib militer yang memungkinkan mereka untuk mengerahkan pasukan cadangan dengan cepat jika diperlukan. Wajib militer ini memberikan Thailand keunggulan dalam hal jumlah personel yang dapat dikerahkan.
- Pasukan Elite: Thailand memiliki pasukan elite seperti Navy SEAL dan Royal Thai Special Forces, yang terkenal dengan pelatihan intensif dan kemampuan operasional yang tinggi.
- Kamboja
- Total Personel Militer: Sekitar 125.000 (aktif dan paramiliter)
- Angkatan Darat: Sekitar 75.000 personel
- Pasukan Cadangan: Kamboja tidak memiliki sistem wajib militer yang sama seperti Thailand, yang membatasi kemampuan mereka untuk mengerahkan pasukan cadangan secara cepat.
- Pasukan Elite: Kamboja memiliki pasukan elite yang dikenal sebagai Pasukan Pengawal Hun Sen dan RCAF Special Command, meskipun jumlah dan pelatihan mereka tidak sebanding dengan pasukan elite Thailand.

Kekuatan Armada dan Peralatan
Kedua negara memiliki peralatan dan armada militer yang berbeda, yang memengaruhi kemampuan mereka dalam konflik.
- Thailand
- Angkatan Laut: Thailand memiliki armada laut yang lebih besar dan modern dibandingkan Kamboja, termasuk kapal perusak, kapal selam, dan fregat. Angkatan Laut Thailand juga memiliki kemampuan untuk melakukan operasi di laut yang lebih kompleks.
- Angkatan Udara: Angkatan Udara Thailand dilengkapi dengan pesawat tempur modern, termasuk F-16 dan Gripen, yang memberikan kemampuan superior dalam hal serangan udara dan pertahanan.
- Persenjataan Darat: Thailand memiliki berbagai jenis kendaraan tempur, artileri, dan sistem pertahanan udara yang lebih canggih. Ini memberikan mereka keunggulan dalam pertempuran darat.
- Kamboja
- Angkatan Laut: Angkatan Laut Kamboja lebih kecil dan kurang dilengkapi, dengan fokus pada kapal patroli dan perahu kecil. Mereka tidak memiliki kapal perusak atau kapal selam yang signifikan.
- Angkatan Udara: Kamboja memiliki angkatan udara yang terbatas dengan pesawat tua dan peralatan yang kurang modern. Mereka tidak memiliki pesawat tempur yang setara dengan F-16 atau Gripen.
- Persenjataan Darat: Meskipun Kamboja memiliki beberapa kendaraan tempur dan artileri, kemampuan mereka dalam hal peralatan militer masih tertinggal dibandingkan Thailand.
Pelatihan dan Kesiapan Tempur
Kedua negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal pelatihan militer dan kesiapan tempur.
- Thailand
- Pelatihan: Angkatan bersenjata Thailand menjalani pelatihan yang intensif, baik di tingkat dasar maupun lanjutan. Mereka sering berpartisipasi dalam latihan militer internasional dan kerjasama dengan negara-negara lain, yang membantu meningkatkan kemampuan operasional mereka.
- Kesiapan Tempur: Dengan sistem wajib militer dan dukungan logistik yang baik, Thailand dapat dengan cepat mengerahkan pasukan dan menyediakan peralatan yang diperlukan untuk operasi militer.
- Kamboja
- Pelatihan: Pelatihan militer di Kamboja lebih terbatas, dengan fokus pada kekuatan internal dan keamanan dalam negeri. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pelatihan, masih terdapat tantangan dalam hal sumber daya dan fasilitas yang memadai.
- Kesiapan Tempur: Kamboja mungkin mengalami kesulitan dalam hal mobilisasi cepat dan kesiapan tempur dibandingkan dengan Thailand, terutama dalam situasi darurat.
Dampak Konflik
Konflik yang sedang berlangsung antara Thailand dan Kamboja tidak hanya berdampak pada kedua negara, tetapi juga pada stabilitas regional di Asia Tenggara. Ketegangan ini dapat memicu ketidakpastian di kawasan yang sudah rentan terhadap konflik. Masyarakat internasional, termasuk ASEAN, perlu berperan aktif dalam mencari solusi damai untuk menyelesaikan sengketa antara kedua negara.
Kesimpulan
Perbandingan kekuatan militer antara Thailand dan Kamboja menunjukkan bahwa Thailand memiliki keunggulan yang signifikan dalam hal jumlah personel, peralatan, dan pelatihan. Meskipun Kamboja memiliki pasukan yang berkomitmen, mereka tidak memiliki kapasitas yang sama dengan Thailand untuk menghadapi konflik berskala besar. Dengan latar belakang sejarah yang kompleks dan ketegangan yang terus berlanjut, penting bagi kedua negara untuk mencari jalan damai guna menghindari kerugian lebih lanjut dan menjaga stabilitas di kawasan.
Kedepannya, pengamatan terhadap perkembangan konflik ini dan upaya diplomatik yang dilakukan oleh ASEAN serta komunitas internasional akan menjadi kunci dalam meredakan ketegangan. Masyarakat internasional harus terus mendukung dialog dan negosiasi untuk mencapai penyelesaian yang adil dan damai bagi kedua belah pihak.