Konflik antara Kamboja dan Thailand yang dimulai pada 24 Juli 2025, telah menimbulkan kekhawatiran serius bagi pekerja migran, termasuk warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di wilayah tersebut. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk melindungi pekerja migran yang mungkin terpengaruh oleh situasi tersebut.
Latar Belakang Konflik
Konflik ini dipicu oleh sengketa wilayah yang berkaitan dengan beberapa lokasi strategis di perbatasan kedua negara. Bentrokan ini adalah yang paling berdarah dalam lebih dari satu dekade dan telah mengakibatkan pengungsian warga sipil dari daerah-daerah yang terdampak. Banyak pekerja migran, termasuk dari Indonesia, mungkin terjebak dalam situasi yang berbahaya dan membutuhkan perhatian serta dukungan dari pemerintah.
Peran Pemerintah dalam Mitigasi
Menteri Karding menjelaskan bahwa langkah mitigasi yang sedang dipersiapkan adalah bagian dari upaya untuk memastikan bahwa pemerintah hadir bagi warganya, tidak peduli situasi yang terjadi. “Ada dampak atau tidak ada dampak, kita harus menyiapkan langkah-langkah mitigasi dengan asumsi berdampak,” katanya, menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi warganya.
Pemerintah menyadari bahwa meskipun banyak pekerja migran mungkin tidak terdaftar, mereka tetap merupakan bagian dari tanggung jawab negara. Oleh karena itu, Karding menekankan pentingnya menjalin koordinasi dengan otoritas Thailand untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi para pekerja migran Indonesia yang berada di daerah konflik.
Tantangan Data dan Informasi
Salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah keterbatasan data terkait jumlah dan kondisi WNI di Kamboja. Banyak pekerja migran yang berangkat tanpa melalui proses resmi, sehingga sulit bagi pemerintah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai mereka.
“Karena memang jujur saja kita nggak punya data lagi di Kamboja, karena mereka berangkat tidak terdaftar di kita,” ungkap Karding. Hal ini menunjukkan perlunya sistem pencatatan yang lebih baik untuk pekerja migran, agar pemerintah dapat memberikan bantuan yang tepat dan cepat saat dibutuhkan.

Langkah-Langkah yang Diterapkan
Pemerintah Indonesia telah mulai menerapkan beberapa langkah untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Kamboja, antara lain:
- Koordinasi dengan Otoritas Thailand: Mengingat situasi yang terus berkembang, pemerintah Indonesia berupaya menjalin komunikasi yang lebih baik dengan pihak berwenang di Thailand. Ini penting untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi di lapangan dan untuk membantu warga negara yang mungkin terjebak di daerah konflik.
- Penyuluhan dan Edukasi: Pemerintah juga mengingatkan para pekerja migran untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan situasi. Edukasi tentang langkah-langkah keselamatan dan cara menghubungi pihak berwenang jika berada dalam bahaya sangat diperlukan.
- Pusat Krisis: Pembentukan pusat krisis yang dapat dihubungi oleh para pekerja migran di Kamboja, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan bantuan jika diperlukan. Ini termasuk menyediakan saluran komunikasi yang aman untuk melaporkan situasi mereka.
- Monitoring Situasi: Tim dari Kementerian P2MI akan melakukan pemantauan secara berkala untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi pekerja migran di Kamboja dan titik-titik lain yang berpotensi terdampak.
- Bantuan Kemanusiaan: Jika diperlukan, pemerintah akan menyediakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan oleh WNI yang terjebak dalam konflik. Ini mungkin termasuk penyediaan tempat aman, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Komitmen Berkelanjutan
Menteri Karding menegaskan bahwa perlindungan bagi pekerja migran adalah prioritas utama pemerintah. “Karena apapun itu adalah orang Indonesia, harus kita cari jalan supaya kita bantu,” ujarnya. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan warganya di luar negeri, terutama dalam situasi yang berisiko seperti konflik bersenjata.
Respon dari Komunitas Internasional
Dalam konteks yang lebih luas, komunitas internasional juga diharapkan dapat berperan dalam meredakan ketegangan antara Kamboja dan Thailand, serta memberikan dukungan bagi para pengungsi dan pekerja migran yang terkena dampak. Diplomasi yang efektif dan kerjasama antarnegara sangat penting untuk mencapai penyelesaian yang damai dan berkelanjutan.
Penutup
Situasi konflik antara Kamboja dan Thailand membawa dampak yang signifikan bagi pekerja migran, termasuk WNI. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian P2MI berkomitmen untuk melindungi dan memberikan dukungan kepada warganya. Dengan langkah-langkah mitigasi yang sedang disiapkan, diharapkan semua pekerja migran dapat merasa aman dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Ke depan, penting bagi pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pencatatan dan komunikasi dengan pekerja migran agar dapat lebih siap menghadapi situasi darurat di masa mendatang.